Pages

Senin, 26 November 2012


PETA PENDIDIKAN PAUL ERNEST
                                                                    REFLEKSI      
KULIAH        :           FILSAFAT ILMU
DOSEN          :           BP. PROF. DR MARSIGIT, M.A.
HARI / TGL   :           SELASA /20 NOPEMBER 2012

Pada zaman Yunani Kuno, manusia hidup dengan tradisi yang diwarnai dengan mitos-mitos.   Mitos adalah melakukan sesuatu tetapi kita tidak mengerti alasan mengapa kita melakukannya Pada masa anak-anak mitos merupakan setengah dari dunianya.  Sebuah Mitos tidak selalu berarti negatif.   Bagi masyarakat daerah-daerah tertentu di Indonesia terutama daerah Jawa dan Jogja, mitos masih sangat berlaku dan di dalamnya memuat unsur-unsur magis atau mistik.  Mitos  dalam beberapa hal menciptakan budaya peka rasa, sensitif, rasa saling menghargai dan menghormati.  Pada perkembangan budaya Yunani Kuno,  orang-orang Yunani mencoba untuk mematahkan mitos-mitos dan mereka mulai memikirkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya; segala yang ada di luar dirinya yang dikenal dengan filsafat alam.  .
Perkembangan berikutnya, manusia mulai memikirkan mengenai apa itu adil, bijaksana, dan lain-lain. Filsafat kemudian berkembang pada bidang-bidang kehidupan manusia, termasuk ketatanegaraan. Pada abad I, gereja mendominasi pemikiran manusia dan menyatakan diri sebagai penegak kebenaran dan ilmu, dan  terus berlanjut hingga abad XIV.   Gereja berkeyakinan bahwa bumi merupakan pusat tata surya (Geosentris). Di sisi lain muncul Agama Islam di Timur Tengah pada abad V atau VI. Dominasi gereja mulai digoyahkan dengan adanya revolusi Copernicus. Copernicus menyatakan bahwa matahari adalah pusat tata surya. Pernyataan ini tentu saja menentang ajaran gereja dan pada akhirnya menimbulkan korban.
Pergolakan yang terjadi di akhir zaman kegelapan telah memberikan kebebasan untuk berpikir tidak hanya dalam bentuk normatif tetapi juga dalam bentuk material. Pada zaman modern, manusia dapat berpikir lebih terbuka sehingga menghasilkan berbagai penemuan-penemuan yang dapat dieksploitasi untuk kepentingan hidup mereka.. Penemuan penting dalam kehidupan manusia adalah ditemukannya mesin uap dan berkembanglah era industrialisasi di Eropa.

Perkembangan industri memunculkan kapitalisme sebagai sang pemegang kekuasaan (power now). Empat sifat  / pilar yang melekat pada era Power Now adalah kapitalis, utilitarian, pragmatis dan berakibat hedonism. Teknologi, ekonomi dan politik menjadi unsur yang tidak bisa dilepaskan dari kapitalisme.
Perkembangan dunia juga memunculkan perubahan dalam filsafat pendidikan  Paul Ernest membuat  peta pendidikan secara umum menjadi 5 dunia pendidikan yaitu:
1.      Dunia pendidikan kaum industrialis/teknologi.  Dalam hal ini pendidikan hanya bertumpu pada keuntungan yang terlihat nyata dan dikerahkan untuk kepentingan industry.  Kurikulum yang dikembangkan di pendidikan dasar hanya mengutamakan baca, tulis, hitung dan menganggap seni tidak penting.  Pendidikan hanya dipandang sebagai body of knowledge dan hasil pendidikan diukur melalui ujian nasional.  Dunia pendidikan kaum industrialis banyak mereduksi mereduksi banyak kebutuhan anak didik dan intuisi tidak dikembangkan.   
2.      Dunia pendidikan kaum Konservatif kerajaan/feodal yang ingin mempertahankan dan mewariskan nilai-nilai lama.
3.      Dunia pendidikan kaum old humanis yang berpusat pada diri manusia dan aspek spiritual dinihilkan (tidak mengakui keberadaan Tuhan)  
4.      Dunia pendidikan kaum progresif yang berorientasi kepada siswa, hasil pendidikan diperoleh melalui portofolio.
5.      Dunia pendidikan kaum socio-constructivist berorientasi kepada sosial dan diri siswa. Pendidikan harus mendorong konstruksi pengetahuan malalui keterlibatan aktif dan interaksi siswa.   Hasil pendidikan diperoleh melalui portofolio.
Pendidikan di dunia dan diIndonesia sangat dipengaruhi oleh 5 ideologi pendidikan yang di kemukakan oleh Paul Ernest tersebut.  Pendidikan sebaiknya berpusat pada siswa dan bersifat konstruktivisme dan sangat penting bagi kita untuk selalu menumbuhkan intuisi dalam diri kita dan juga dalam diri anak didik kita.  
Pertanyaan:  Apa makna dari Referensi Hakekat Berpikir?

1 komentar: