DETERMINISM
REFLEKSI
KULIAH
II : FILSAFAT
ILMU
DOSEN : BP. DR MARSIGIT, M.A.
HARI
/ TGL : SELASA
/2 OKTOBER 2012
Determinisme berasal dari kata to
determin. To determin adalah menjatuhkan
sifat atau memberlakukan sifat pada orang lain atau menjatuhkan sifat pada
obyek lain. Contoh daun jatuh dan menutupi
tanah. Maka daun telah berlaku determin terhadap tanah
sehingga tanah tertutup sifat-sifat oleh daun dan yang tampak sifat-sifat daun.
Dalam perkuliahan Dosen tidak boleh
menutup mahasiswa dengan bayang-bayangnya.
Hal ini menyebabkan dosen menjadi repot tidak bisa mengurus semua
mahasiswanya. Pada saat kami mendapatkan
kuliah filsafat maka kami harus membangun
filsafat kami sendiri, kami harus menemukan filsafat kami sendiri, dosen hanya memfasilitasi.
Bahayanya orang yang determin adalah
jika merugikan orang lain. Kecil
merugikan, besar bisa membunuh. Akan
sangat berbahaya jika orang tersebut tidak menyadarinya dan sangat berbahaya
jika orang tersebut menikmati kegiatannya menutupi sifat orang lain. Perilaku determine banyak dilakukan. Orang suka dan hobi menutupi orang lain. Terutama orang yang berkuasa menjatuhkan
sifat kepada orang yang dikuasainya. Contohnya
orang tua kepada anak, kakak kepada adik, guru kepada murid, dan lain-lain.
Perilaku determin banyak dilakukan oleh
guru, disadari atau tidak disadari, ataupun sengaja atau tidak disengaja karena
guru suka menutupi sifat muridnya. Beberapa contoh sikap determin guru: Guru mengatakan murid malas, padahal murid belum
tentu malas, mengatakan murid bodoh, padahal murid belum tentu bodoh, guru
bicara sementara murid hanya mendengar, murid melihat guru bekerja sehingga
yang beraktifitas adalah guru bukan murid, guru hanya selalu bertanya dan murid
menjawab dan murid tidak mendapat kesempatan untuk bertanya,
Guru dapat mengurangi perilaku determin
dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk menunjukkan potensinya. Guru hanya sebagai fasilitator, menyediakan
LKS, memberi kesempatan kepada murid untuk beraktifitas, bertanya berdiskusi dan mendapatkan ilmunya sendiri.
Jika guru memberikan kesempatan kepada
murid dan murid tidak menyadarinya maka guru harus menjelaskan agar murid
menyadari. Guru harus melakukan
komunikasi sehingga komunikasi merupakan hal yang sangat penting. Antara guru dan siswa harus mau saling terjemah dan menterjemahkan.
PERTANYAAN:
1. Saya
masih bingung dengan Elegi Pengembaraan Orang Tua Berambut Putih. Apa esensi dari pemikiran masing-masing
filsuf yang tercantum di eligi itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar